Senin, 29 Juni 2009

wisata jepang

Meningkatkan Jumlah Wisatawan ke Jepang
Upaya menjadikan Jepang kembali sebagai surga wisata


Di Jepang terdapat banyak tempat yang menarik untuk kunjungan wisata, terutama daerah-daerah yang kaya akan keindahan alam dan budaya, seperti Kyoto, Nara, Okinawa, Kamakura, dll. Meskipun demikian, akhir-akhir ini jumlah wisatawan dari mancanegara yang berkunjung ke Jepang tidaklah bertambah dengan pesat. Kini setiap tahun rata-rata kurang lebih 5 juta orang wisatawan dari berbagai negara berkunjung ke Jepang, padahal orang Jepang yang bepergian ke luar negeri berjumlah total 16 juta lebih dalam setahun. Bandingkan dengan Perancis yang paling banyak menerima wisatawan mancanegara (75 juta orang per tahun), kemudian RRC (lebih dari 30 juta orang wisatawan), Thailand (9 juta wisatawan), dan Korea Selatan (5,3 juta wisatawan). Ternyata Jepang menempati kedudukan ke-33 dalam jumlah wisatawan mancanegara.
Dengan latar-belakang demikian, Perdana Menteri Koizumi Junichiro dalam pidato politiknya di DIET (parlemen) pada tanggal 31 Januari 2003 berbicara mengenai visinya untuk menaikkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jepang, kalau bisa mencapai dua kali lipat dari jumlah rata-rata sekarang.

Pada 14 Januari 2003, Perdana Menteri menyatakan pembentukan Dewan Penasihat Pariwisata Jepang (Japan Tourism Advisory Council) untuk tujuan tersebut. Dewan itu telah terbentuk pada tanggal 24 Januari, diketuai oleh Kimura Shosaburo, seorang profesor emeritus dari Universitas Tokyo, yang bertugas untuk merumuskan rencana dasar untuk menarik para wisatawan mancanegara ke Jepang. Laporannya diharapkan sudah rampung pada pertengahan bulan April 2004. Prof. Kimura berkata, "Kami ingin Jepang menjadi kuat baik dalam industri maupun pariwisata. Ada harapan di kalangan pemerintah dan bisnis bahwa upaya mendorong pariwisata akan menjadi salah satu jalan untuk mengatasi kelesuan ekonomi yang berkepanjangan yang kini melanda Jepang".

Mengapa pariwisata harus ditingkatkan dalam usaha memacu ekonomi? Pariwisata merupakan salah dari industri pertumbuhan dalam abad ke-21 ini. Pentingnya industri terlihat dalam angka konsumsi dalam sektor ini yang berjumlah 4,8% dari produk kotor nasional (sekitar 20 trilyun yen) dan mampu memberikan pekerjaan bagi banyak orang. Lagi pula pariwisata akan menjadi katalis bagi revitalisasi (pembangkitan kembali) ekonomi. Bila wisatawan mancanegara mengunjungi sebuah daerah Jepang, maka penduduk di daerah tersebut akan meningkat kepercayaannya dan rasa bangganya akan daerahnya, dan hal itu akan membantu memberi tenaga pendorong bagi daerah tersebut.

Dari warisan budaya hingga ke kasino .

Baik Keidanren (Federasi Bisnis Jepang) maupun Kementerian Pertanahan, Prasarana dan Angkutan menyebutkan pentingnya kebijakan tentang pariwisata Jepang yang memanfaatkan ciri-ciri unik Jepang. Oleh karena itu diusulkan tindakan seperti pelestarian dan penonjolan aset-aset dan warisan budaya secara aktif.

Di samping itu juga diserukan peningkatan wisata industri mengingat adanya keinginan besar untuk belajar dari sejarah perkembangan industri Jepang di kalangan negara-negara Asia Tenggara. Ada usulan agar situs-situs industrial serta pabrik-pabrik dapat dimanfaatkan sebagai sasaran peninjauan& pengkajian mengenai industrialisasi, dan dengan demikian mengandung nilai budaya yang tinggi. Keidanren percaya bahwa situs-situs demikian dapat berlaku efektif dalam menarik para pengunjung dari negara-negara Asia lainnya. Di samping itu, juga akan didukung usaha-usaha daerah untuk memanfaatkan ciri-ciri khasnya untuk mendorong pariwisata. Misalnya, dalam hal Kota Metropolitan Tokyo, yang akan ditonjolkan adalah taman-taman bertema serta toserba-toserba yang termashur. Pulau Kyushu menarik para pasangan yang sedang berbulan madu dari Korea, sedangkan pulau di bagian utara, Hokkaido, menarik para wisatawan dari negara-negara Asia untuk menikmati salju di musim dingin dan bunga-bunga di musim panas. Juga ada usulan untuk mengadakan kasino, misalnya di Tokyo. Akan tetapi, kasino menyangkut perjudian yang illegal menurut hukum. Ada pula usulan tentang pembentuk zona-zona khusus untuk tujuan tersebut.

Menghilangkan hambatan

Di negara Jepang yang dianggap sudah begitu maju, ternyata prasarana untuk menarik wisatawan masih tetap belum memadai. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan papan nama yang ditulis dalam berbagai bahasa, dibangun lebih banyak bandar udara internasional, serta proses visa yang lebih mudah. Kemudian, hal yang penting lainnya adalah usaha untuk menekan harga sehingga Jepang mempunyai daya saing yang cukup baik dalam dunia pariwisata. Perjalanan seorang wisatawan Jepang dari Tokyo ke bagian lain Jepang seperti Okinawa (bagian selatan) ternyata jauh lebih mahal daripada biaya yang harus dikeluarkan oleh wisatawan tersebut bila dia pergi berwisata ke luar negeri, misalnya ke Thailand (yang lebih jauh). Oleh karena itu kalangan yang terkait dengan pariwisata harus bekerja bersama untuk menekan harga. Ternyata di Jepang sekalipun masih ada banyak hal yang harus dibenahi untuk meningkatkan pariwisata dan menarik banyak wisatawan dari mancanegara.

Daerah wisata yang terkenal di Jepang

Di Jepang alam dan cuaca berbeda dari bagian utara hingga ke bagian selatan. Kawasan paling utara, yang paling dingin adalah pulau Hokkaido. Yang paling selatan adalah kepulauan Okinawa. Pulau Honshu merupakan pulau yang terbesar dan paling utama, di mana terletak kota-kota yang paling penting seperti Metropolitan Tokyo, Osaka, Kyoto, dll.
Kemudian ada pula dua pulau utama lainnya, yaitu Kyushu dan Shikoku. Berbagai ragam corak alam dan budaya dapat dinikmati di berbagai tempat tersebut. Misalnya Kyoto dan Nara terkenal dengan kuil dan taman khas Jepang. Kawasan utara Tohoku kaya akan pemandangan alam pegunungan dan danau. Bagian tengah di pulau Honshu, disebut Chubu, memiliki banyak tempat-tempat peninggalan budaya dan seni tradisional seperti Nikko di Tochigi, Kamakura, dll.
Di pulau Shikoku terdapat puri Matsuyama, Kochi, Laut Pedalaman; Tokushima adalah asal tari kerakyatan Awa Odori. Pulau Kyushu juga mempunyai kekhasan tersendiri, dengan kota Nagasaki, Fukuoka, dll.
Akhirnya, kepulauan Okinawa, yang terdiri dari sejumlah pulau, kaya akan kesenian yang mirip dengan kesenian negara-negara Asia Tenggara, demikian pula keadaan alamnya dan cuacanya. Jelaslah, Jepang memang memiliki banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi wisatawan. Bukan hanya Gunung Fuji atau bunga sakura saja yang menawan untuk dilihat, tapi masih banyak lagi! Alam indah yang dilestarikan dengan cukup baik, transportasi tersedia dengan jaringan yang tersebar ke berbagai penjuru Jepang.

Gunung Fuji

Keindahan Negeri sakura yang satu ini memang indah. Kalau ke Jepang belum mendaki ke gunung yang terkenal di dunia ini rasanya ada yang kurang. Pendakian ke gunung ini biasanya dilakukan saat musim panas. Saat musim panas di daerah tokyo, nagoya dan lainya sekitar 40 derajat ke atas, di gunung fuji ini masih dingin mendekati nol derajat bahkan minus. Jadi kalau musim dingin tidak akan mampu bertahan di Fuji. Karena di daerah lain bisa minus 3 derajat apalagi di Fuji bisa dibayangkan pasti minus pasti jauh di bawah. Saat musim pendakian adalah bulan agustus. Di Bulan ini ada liburan musim panas, jadi dipastikan semua perusahaan dan instansi lainya ada liburan panjang sekitar seminggu. Moment inilah yang digunakan orang-orang jepang maupun orang asing yang ada di Negeri Sakura ini berekreasi ke Fujisan.

gunung-fuji2Jangan dikira pendakian di gunung yang tingginya 3 ribu meter ini sauasananya sepi dan alami seperti saat kita mendaki di gunung Indonesia. Akan nampak keramain seperti pasar dalam pendakian ini akan berdesak-desakkan. Jadi perjalanpun tidak bisa cepat kita harus berjalan antri bersamaan dengan pendaki yang lain.

Saat mendaki jangan khawatir akan kehausan. Anda tidak perlu membawa bekal banyak. Karena di atas gunung ini ada jidouhanbaiki alias mesin penjual otomatis. Tinggal bawa uang anda tinggal penjet dapat air minum. Jepang memang tidak mau yang menyusahkan orang cari yang simple dan memudahkan.

Silahkan bagi anda yang ingin mendaki ke Gunung Fuji di Negeri Matahari terbit ini saat bulan agustus datang. Jangan lupa


perekonomian jepang

Perekonomian Jepang

Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem pendidikan Barat diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa untuk belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang. Pada awal periode Meiji, pemerintah membangun jalan kereta api, jalan raya, dan memulai reformasi kepemilikan tanah. Pemerintah membangun pabrik dan galangan kapal untuk dijual kepada swasta dengan harga murah. Sebagian dari perusahaan yang didirikan pada periode Meiji berkembang menjadi zaibatsu, dan beberapa di antaranya masih beroperasi hingga kini.

Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an sering disebut "keajaiban ekonomi Jepang", yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an, dan 4% pada tahun 1980-an. Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor otomotif dan barang elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca perdagangan yang mengakibatkan konflik perdagangan. Setelah ditandatanganinya Perjanjian Plaza 1985, dolar AS mengalami depresiasi terhadap yen. Pada Februari 1987, tingkat diskonto resmi diturunkan hingga 2,5% agar produk manufaktur Jepang bisa kembali kompetitif setelah terjadi kemerosotan volume ekspor akibat menguatnya yen. Akibatnya, terjadi surplus likuiditas dan penciptaan uang dalam jumlah besar. Spekulasi menyebabkan harga saham dan realestat terus meningkat, dan berakibat pada penggelembungan harga aset. Harga tanah terutama menjadi sangat tinggi akibat adanya "mitos tanah" bahwa harga tanah tidak akan jatuh. Ekonomi gelembung Jepang jatuh pada awal tahun 1990-an akibat kebijakan uang ketat yang dikeluarkan Bank of Japan pada 1989, dan kenaikan tingkat diskonto resmi menjadi 6%. Pada 1990, pemerintah mengeluarkan sistem baru pajak penguasaan tanah dan bank diminta untuk membatasi pendanaan aset properti. Indeks rata-rata Nikkei dan harga tanah jatuh pada Desember 1989 dan musim gugur 1990. Pertumbuhan ekonomi mengalami stagnasi pada 1990-an, dengan angka rata-rata pertumbuhan ekonomi riil hanya 1,7% sebagai akibat penanaman modal yang tidak efisien dan penggelembungan harga aset pada 1980-an. Institusi keuangan menanggung kredit bermasalah karena telah mengeluarkan pinjaman uang dengan jaminan tanah atau saham. Usaha pemerintah mengembalikan pertumbuhan ekonomi hanya sedikit yang berhasil dan selanjutnya terhambat oleh kelesuan ekonomi global pada tahun 2000.

Jepang adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat, dengan PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun., dan perekonomian terbesar ke-3 di dunia setelah AS dan Republik Rakyat Cina dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Industri utama Jepang adalah sektor perbankan, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi, telekomunikasi, dan konstruksi. Jepang memiliki industri berteknologi tinggi di bidang otomotif, elektronik, perkakas mesin, baja dan logam nonbesi, industri kapal, industri kimia, tekstil, dan pengolahan makanan. Sebesar tiga perempat dari produk domestik bruto Jepang berasal dari sektor jasa.

Distrik Minato Mirai 21 di Yokohama. Ekonomi Jepang sangat mengandalkan sektor jasa.Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang. Tingkat pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan ke-19 dalam produktivitas tenaga kerja. Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat upah per jam terbesar di dunia. Toyota Motor, Mitsubishi UFJ Financial, Nintendo, NTT DoCoMo, Nippon Telegraph & Telephone, Canon, Matsushita Electric Industrial, Honda, Mitsubishi Corporation, dan Sumitomo Mitsui Financial adalah 10 besar perusahaan Jepang pada tahun 2008.[ Sejumlah 326 perusahaan Jepang masuk ke dalam daftar Forbes Global 2000 atau 16,3% dari 2000 perusahaan publik terbesar di dunia (data tahun 2006). Bursa Saham Tokyo memiliki total kapitalisasi pasar terbesar nomor dua di dunia. Indeks dari 225 saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo disebut Nikkei 225.

Dalam Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan termasuk salah satu negara maju dengan birokrasi paling sederhana. Kapitalisme model Jepang memiliki sejumlah ciri khas. Keiretsu adalah grup usaha yang beranggotakan perusahaan yang saling memiliki kerja sama bisnis dan kepemilikan saham. Negosiasi upah (shuntō) berikut perbaikan kondisi kerja antara manajemen dan serikat buruh dilakukan setiap awal musim semi. Budaya bisnis Jepang mengenal konsep-konsep lokal, seperti sistem nenko, nemawashi, salaryman, dan office lady. Perusahaan di Jepang mengenal kenaikan pangkat berdasarkan senioritas dan jaminan pekerjaan seumur hidup. Kejatuhan ekonomi gelembung yang diikuti kebangkrutan besar-besaran dan pemutusan hubungan kerja menyebabkan jaminan pekerjaan seumur hidup mulai ditinggalkan. Perusahaan Jepang dikenal dengan metode manajemen seperti The Toyota Way. Aktivisme pemegang saham sangat jarang. Dalam Indeks Kebebasan Ekonomi, Jepang menempati urutan ke-5 negara paling laissez-faire di antara 41 negara Asia Pasifik.


Mobil hibrid Toyota Prius. Produk otomotif dan elektronik adalah komoditas ekspor unggulan Jepang.Total ekspor Jepang pada tahun 2005 adalah 4.210 dolar AS per kapita. Pasar ekspor terbesar Jepang tahun 2006 adalah Amerika Serikat 22,8%, Uni Eropa 14,5%, Cina 14,3%, Korea Selatan 7,8%, Taiwan 6,8%, dan Hong Kong 5,6%. Produk ekspor unggulan Jepang adalah alat transportasi, kendaraan bermotor, elektronik, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia. Negara sumber impor terbesar bagi Jepang pada tahun 2006 adalah Cina 20,5%, AS 12,0%, Uni Eropa 10,3%, Arab Saudi 6,4%, Uni Emirat Arab 5,5%, Australia 4,8%, Korea Selatan 4,7%, dan Indonesia 4,2%. Impor utama Jepang adalah mesin-mesin dan perkakas, minyak bumi, bahan makanan, tekstil, dan bahan mentah untuk industri.

Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14 miliar).Jepang berada di peringkat ke-6 setelah RRC, Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili, dengan total tangkapan ikan yang terus menurun sejak 1996.

Pertanian adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun seusai Perang Dunia II. Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja berada di bidang pertanian. Sepanjang "masa keajaiban ekonomi Jepang", angkatan kerja di bidang pertanian terus menyusut hingga sekitar 4,1% pada tahun 2008. Pada Februari 2007 terdapat 1.813.000 keluarga petani komersial, namun di antaranya hanya kurang dari 21,2% atau 387.000 keluarga petani pengusaha. Sebagian besar angkatan kerja pertanian sudah berusia lanjut, sementara angkatan kerja usia muda hanya sedikit yang bekerja di bidang pertanian.

budaya jepang

Smile Aneka ragam budaya Jepang (bunka, matsuri, ongaku, eiga , iro-iro aru)

Negara Jepang kaya dengan berbagai kebudayaan leluhurnya yang beraneka ragam. Walaupun saat ini perkembangan teknologi di Jepang terus up date dalam hitungan perdetik , namun sisi tradisional masuh terus dilestarikan hingga sekarang ini. Berikut ini adalah salah satu dari berbagai macam kebudayaan Jepang yang masih terus berlangsung hingga saat ini :

Matsuri (祭, Matsuri) adalah kata dalam bahasa Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami, sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festival, perayaan atau hari libur perayaan.

Matsuri diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan jinja atau kuil, walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan gereja dan matsuri yang tidak berkaitan dengan institusi keagamaan. Di daerah Kyushu, matsuri yang dilangsungkan pada musim gugur disebut Kunchi.

Sebagian besar matsuri diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan keberhasilan tangkapan ikan dan keberhasilan panen (beras, gandum, kacang, jawawut, jagung), kesuksesan dalam bisnis, kesembuhan dan kekebalan terhadap penyakit, keselamatan dari bencana, dan sebagai ucapan terima kasih setelah berhasil dalam menyelesaikan suatu tugas berat. Matsuri juga diadakan untuk merayakan tradisi yang berkaitan dengan pergantian musim atau mendoakan arwah tokoh terkenal. Makna upacara yang dilakukan dan waktu pelaksanaan matsuri beraneka ragam seusai dengan tujuan penyelenggaraan matsuri. Matsuri yang mempunyai tujuan dan maksud yang sama dapat mempunyai makna ritual yang berbeda tergantung pada daerahnya.

Pada penyelenggaraan matsuri hampir selalu bisa ditemui prosesi atau arak-arakan Mikoshi, Dashi (Danjiri) dan Yatai yang semuanya merupakan nama-nama kendaraan berisi Kami atau objek pemujaan. Pada matsuri juga bisa dijumpai Chigo (anak kecil dalam prosesi), Miko (anak gadis pelaksana ritual), Tekomai (laki-laki berpakaian wanita), Hayashi (musik khas matsuri), penari, peserta dan penonton yang berdandan dan berpakaian bagus, dan pasar kaget beraneka macam makanan dan permainan.

Sejarah

Matsuri berasal dari kata matsuru (祀る, matsuru? menyembah, memuja) yang berarti pemujaan terhadap Kami atau ritual yang terkait. Dalam teologi agama Shinto dikenal empat unsur dalam matsuri: penyucian (harai), persembahan, pembacaan doa (norito), dan pesta makan. Matsuri yang paling tua yang dikenal dalam mitologi Jepang adalah ritual yang dilakukan di depan Amano Iwato.

Matsuri dalam bentuk pembacaan doa masih tersisa seperti dalam bentuk Kigansai (permohonan secara individu kepada jinja atau kuil untuk didoakan dan Jichinsai (upacara sebelum pendirian bangunan atau konstruksi). Pembacaan doa yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu atau kelompok orang di tempat yang tidak terlihat orang lain merupakan bentuk awal dari matsuri. Pada saat ini, Ise Jingū merupakan salah satu contoh kuil agama Shinto yang masih menyelenggarakan matsuri dalam bentuk pembacaan doa yang eksklusif bagi kalangan terbatas dan peserta umum tidak dibolehkan ikut serta.

Sesuai dengan perkembangan zaman, tujuan penyelenggaraan matsuri sering melenceng jauh dari maksud matsuri yang sebenarnya. Penyelenggaraan matsuri sering menjadi satu-satunya tujuan dilangsungkannya matsuri, sedangkan matsuri hanya tinggal sebagai wacana dan tanpa makna religius.

Tiga matsuri terbesar

* Gion Matsuri (Yasaka-jinja, Kyoto, bulan Juli)
* Tenjinmatsuri (Osaka Temmangu, Osaka, 24-25 Juli)
* Kanda Matsuri (Kanda Myōjin, Tokyo, bulan Mei)

Matsuri yang terkenal sejak dulu

Daerah Tohoku

* Nebuta Matsuri (kota Aomori, bulan Agustus) dan Neputa Matsuri (kota Hirosaki, bulan Agustus)
* Kantō Matsuri (kota Akita, bulan Agustus)
* Sendai Tanabata Matsuri (kota Sendai, bulan Agustus)

Daerah Kanto

* Chichibuyo Matsuri (kota Chichibushi, Prefektur Saitama, 2-3 Desember)
* Sanja Matsuri (Asakusa-jinja, Tokyo, bulan Mei)
* Sannō Matsuri (Hie-jinja, Tokyo, bulan Juni)

Daerah Chubu

* Owarafū no bon (kota Toyama, Prefektur Toyama, bulan September)
* Shikinenzōei Onbashira Daisai (kota Suwa, Prefektur Nagano, diadakan setiap 6 tahun sekali, terakhir diadakan bulan April-Mei, 2004).
* Takayama Matsuri (kota Takayama, Prefektur Gifu, bulan April dan bulan Oktober)
* Furukawa Matsuri (kota Hida, Prefektur Gifu, bulan April)

Daerah Kinki

* Aoi Matsuri (Kyoto, bulan Mei)
* Jidai Matsuri (Heian-jingu, Kyoto, bulan Oktober)
* Tōdaiji Nigatsudō Shuni-e atau dikenal sebagai Omizutori (Nigetsu-dō, kuil Tōdaiji, Nara, 12 Maret)
* Kishiwada Danjiri Matsuri (Kishiwada, Prefektur Osaka, 14-15 September)
* Nada no Kenka Matsuri dan Banshū no Aki Matsuri (Prefektur Hyogo, diselenggarakan lebih dari seratus jinja di daerah Banshū dengan pusat keramaian di kota Himeji di bulan Oktober)
* Nachi no Hi Matsuri (Nachi Katsuura, Prefektur Wakayama, bulan Juli)
* Aizen Matsuri, Tenjinmatsuri dan Sumiyoshi Matsuri yang dikenal sebagai "Tiga Matsuri Musim Panas Terbesar di Osaka" (Prefektur Osaka, bulan Juni-Juli)

Daerah Chugoku dan Shikoku

* Saidaiji Eyō (Okayama, Prefektur Okayama, bulan Februari)
* Awa Odori (Tokushima, Prefektur Tokushima, 12-15 Agustus)

Daerah Kyushu

* Hakata Gion Yamakasa (Fukuoka, Prefektur Fukuoka, bulan Juli)
* Nagasaki Kunchi (Nagasaki, Prefektur Nagasaki, 7-9 Oktober)
* Karatsu Kunchi (Karatsu, Prefektur Saga, bulan November)

Pengertian lain

Dalam bahasa Jepang, kata "matsuri" juga berarti festival dan aksara kanji untuk matsuri (祭, matsuri?) dapat dibaca sebagai sai, sehingga dikenal istilah seperti Eiga-sai (festival film), Sangyō-sai (festival hasil panen), Ongaku-sai (festival musik) dan Daigaku-sai (festival yang diadakan oleh universitas).

Shimin Matsuri adalah sebutan untuk matsuri yang diselenggarakan pemerintah daerah atau kelompok warga kota dengan maksud untuk menghidupkan perekonomian daerah dan umumnya tidak berhubungan dengan institusi keagamaan.

Festival dan Matsuri yang lain


* Festival Salju Sapporo (Sapporo, Prefektur Hokkaido, bulan Februari)
* Festival Salju Iwate (Koiwai Farm, Shizukuishi, Prefektur Iwate, bulan Februari)
* YOSAKOI Sōran Matsuri (Sapporo, Hokkaido, bulan Juni)
* Niigata Odori Matsuri (Niigata, Prefektur Niigata, pertengahan bulan September)
* Odawara Hōjō Godai Matsuri (kota Odawara, Prefektur Kanagawa)
* Yosakoi Matsuri (kota Kochi, Prefektur Kochi, 9-12 Agustus)
* Hakata dontaku (3-4 April, kota Fukuoka)
* Hamamatsu Matsuri (3-5 Mei, kota Hamamatsu, Prefektur Shizuoka)
* Wasshoi Hyakuman Natsu Matsuri (kota Kita Kyūshū, Prefektur Fukuoka, hari Sabtu minggu pertama bulan Agustus)

Origami



Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.

Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan pada abad pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasi yang bernama Ts'ai Lun.

Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal daripada Republik Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan kotak.

Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donchō (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta.

Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi.

Washi (和紙, Washi?) atau Wagami adalah sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Washi dianggap mempunyai tekstur yang indah, tipis tapi kuat dan tahan lama jika dibandingkan dengan jenis kertas lain.

Produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang, washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami, Shodō dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur, bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis pintu dorong.


Sudoko

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Sudoku (数独, sūdoku?), juga dikenal sebagai Number Place atau Nanpure, adalah sejenis teka-teki logika. Tujuannya adalah untuk mengisikan angka-angka dari 1 sampai 9 ke dalam jaring-jaring 9×9 yang terdiri dari 9 kotak 3×3 tanpa ada angka yang berulang di satu baris, kolom atau kotak. Pertama kali diterbitkan di sebuah surat kabar Perancis pada 1895 dan mungkin dipengaruhi oleh matematikawan Swiss Leonhard Euler, yang membuat terkenal Latin square.

Versi modern permainan ini dimulai di Indianapolis pada 1979. Kemudian menjadi terkenal kembali di Jepang pada 1986, ketika penerbit Nikoli menemukan teka-teki ini yang diciptakan Howard Garns.

Nama "Sudoku" adalah singkatan bahasa Jepang dari "Suuji wa dokushin ni kagiru" (数字は独身に限る, "Suuji wa dokushin ni kagiru"?), artinya "angka-angkanya harus tetap tunggal".